Saham-saham seperti BBRI, ANTM, BMRI, GOTO, dan BBCA menjadi favorit investor asing, menunjukkan kepercayaan terhadap prospek pasar saham Indonesia.
Pergerakan IHSG pekan lalu juga dipengaruhi oleh sentimen global dan domestik. Dari global, kebijakan tarif Donald Trump dan harga emas menjadi pemicu.
Presiden Trump mengumumkan tarif impor 50 persen terhadap produk Uni Eropa mulai 1 Juni 2025, dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan, sementara Inggris dikecualikan.
Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi global mendorong investor mencari aset safe haven seperti emas, yang mengakibatkan peningkatan permintaan tajam dan potensi harga emas kembali ke all time high.
Dari domestik, sentimen suku bunga Bank Indonesia (BI) juga berperan. Pada 21 Mei 2025, BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen setelah mempertahankannya selama tiga pertemuan sebelumnya.
Langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat (pertumbuhan kuartal I-2025 sebesar 4,87 persen) dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal.
(NIA DEVIYANA)