Mino menambahkan, sentimen negatif pada minggu lalu yang memperberat laju IHSG, yakni ada aksi ambil untung, antisipasi menjelang rapat Bank Sentral, dan mengecewakannya laporan keuangan dan prospek saham sektor teknologi di Wall Street.
Sentimen domestik yang kedua yang patut dicermati pada minggu ini, yakni terkait pertumbuhan kredit perbankan, di mana investor akan menunggu data pertumbuhan kredit perbankan untuk Juni 2023.
Pada Mei lalu, penyaluran kredit perbankan tumbuh 9,39% yoy lebih tinggi dari bulan sebelumnya 8,08%.
Sementara itu, sentimen eksternal yang wajib diperhatikan, yakni terkait Fed Fund Rate, di mana pada pertemuan 26 Juli nanti The Fed diprediksi akan menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%.
"Meskipun diprediksi naik, namun pasar menilai langkah The Fed untuk menaikkan Fed Fund Rate untuk mencapai angka inflasi di kisaran 2% akan segera berakhir," terang Mino.
Selanjutnya, sentimen eksternal terkait berlanjutnya musim laporan keuangan emiten di AS wajib dicermati, di mana perusahaan-perusahaan S&P500 telah mulai melaporkan kinerja keuangannya di kuartal II 2023 pada minggu lalu dengan catatan 74%-nya berhasil melampaui ekspektasi.
"Hal ini memunculkan optimisme ekonomi Amerika hanya akan mengalami soft-landing bukan hard landing. Apalagi, sebelumnya berdasarkan konsensus dari Refinitiv laba bersih perusahaan-perusahaan S&P 500 akan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 8,7% di kuartal kedua tahun ini," jelas Mino.