“Mengingat posisi indeks dolar (DXY) yang cukup bottom di 97, serta rupiah yang berada di level Rp16.200–Rp16.100 per USD, ada potensi penguatan dari kondisi moneter kita,” kata dia.
Sebelumnya, pada Senin (14/7), Michael menjelaskan, pola teknikal indeks menunjukkan sinyal yang cukup kuat. “IHSG memiliki tiga kali gap up,” ujar Michael, Senin (14/7), merujuk pada loncatan harga pembukaan indeks yang lebih tinggi dari penutupan sebelumnya.
Menurutnya, pola tersebut menjadi indikasi arah pasar yang cukup jelas. “Dan ini artinya pertanda strong uptrend,” imbuh Michael.
Namun, Michael juga menggarisbawahi adanya pola yang tidak biasa di balik kenaikan tersebut. “Meskipun sedikit anomali, yang perlu diperhatikan adalah kenaikan bukan dipimpin oleh saham-saham bluechip, tapi konglo stocks,” katanya. (Aldo Fernando)