IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat berhari-hari, terutama ditopang oleh euforia penawaran umum saham perdana (IPO) dan lonjakan saham-saham konglomerat.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/7/2025) pukul 11.03 WIB, IHSG naik 0,14 persen ke 7.106. Dengan ini, indeks acuan tersebut reli tujuh hari berturut-turut, membukukan kenaikan 2,95 persen dalam sepekan.
Saham-saham big cap milik konglomerat, terutama dari Grup Barito besutan taipan Prajogo Pangestu, menjadi penggerak utama indeks belakangan ini seiring sentimen IPO CDIA yang fenomenal hingga kabar positif dari penyedia indeks saham global MSCI yang resmi mencabut status pengecualian untuk tiga emiten sang taipan.
Ketiga nama yang dimaksud adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Tiga saham di atas, termasuk peers lainnya, melonjak pada Senin (14/7) seiring kabar MSCI, diikuti sejumlah konglomerat lainnya.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, saat ini investor tengah mencermati sejumlah peristiwa global penting yang berpotensi mempengaruhi arah pasar dalam waktu dekat.
“Saat ini banyak kejadian global yang ditunggu oleh para investor,” ujar Michael, Selasa (15/7).
Salah satu faktor yang menjadi sorotan utama adalah arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
“Potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), serta Bank Indonesia (BI) sendiri yang diproyeksikan akan melakukan pemangkasan suku bunga kembali,” tuturnya.
Michael juga menyinggung kondisi nilai tukar yang dinilainya memberi ruang positif bagi stabilitas keuangan dalam negeri.
“Mengingat posisi indeks dolar (DXY) yang cukup bottom di 97, serta rupiah yang berada di level Rp16.200–Rp16.100 per USD, ada potensi penguatan dari kondisi moneter kita,” kata dia.
Sebelumnya, pada Senin (14/7), Michael menjelaskan, pola teknikal indeks menunjukkan sinyal yang cukup kuat. “IHSG memiliki tiga kali gap up,” ujar Michael, Senin (14/7), merujuk pada loncatan harga pembukaan indeks yang lebih tinggi dari penutupan sebelumnya.
Menurutnya, pola tersebut menjadi indikasi arah pasar yang cukup jelas. “Dan ini artinya pertanda strong uptrend,” imbuh Michael.
Namun, Michael juga menggarisbawahi adanya pola yang tidak biasa di balik kenaikan tersebut. “Meskipun sedikit anomali, yang perlu diperhatikan adalah kenaikan bukan dipimpin oleh saham-saham bluechip, tapi konglo stocks,” katanya. (Aldo Fernando)