“Masih outlook melemah, seperti topik kita sebelumnya. Saya mencurigai IHSG bakal bikin double top, setelah dua kali gagal bertahan di atas 8.000, dan ini sudah terkonfirmasi karena IHSG tembus di bawah 7.800,” kata William.
Meski membuka peluang adanya pantulan jangka pendek, ia menekankan pentingnya strategi yang lebih defensif.
“Mungkin masih ada potensi rebound, tapi kalau pola seperti double top sudah terkonfirmasi, ada baiknya mengamankan sebagian cash untuk buy on weakness selama tren IHSG masih menurun,” kata dia.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga istirahat makan siang, IHSG turun 0,76 persen ke 7.770,98, setelah sempat merosot tajam ke 7.547,56 di awal pembukaan pasar. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 567 saham melemah, 172 saham menguat, dan 217 saham lainnya stagnan.
Sebelumnya, pada Jumat (29/8/2025) pekan lalu, pasar saham Indonesia dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan seiring meningkatnya aksi politik di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya yang menggoyahkan kepercayaan investor.