Sebagaimana diketahui, pendapatan YELO sepanjang 2022 mencapai Rp1,56 triliun, alias naik 213,41 persen year-on-year (yoy) dibandingkan 2021 senilai Rp500,07 miliar.
Kendati top line naik signifikan, tetapi laba yang diserap untuk entitas induk hanya berkisar Rp258,23 juta, cukup jauh dari pencapaian 2021 sebesar Rp14,66 miliar.
Namun hingga kuartal I-2023, YELO telah mengamankan laba untuk induk sebesar Rp4,64 miliar dengan pendapatan mencapai Rp327,83 miliar.
Wewy menambahkan, perseroan tengah fokus untuk mengembangkan arah bisnis penjualan data lokal dan jaringan internet tetap (fix FTTH) yang utamanya di Pulau Jawa, dan perlahan menyebar ke seluruh wilayah.
Efisiensi juga menjadi strategi perseroan demi menekan biaya operasional dengan harapan agar margin profit lebih besar dan terjaga.
"Jadi strategi kami mengembangkan bisnis yang ada, sehingga dari bisnis yang ada itu akan lebih meningkatkan profit perseroan di masa yang akan datang," tandas Wewy.
(FAY)