Ke depannya, kata Hakim, GRIA tidak hanya akan fokus pada penyediaan rumah bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR), namun akan mulai menyasar kelompok masyarakat menengah ke atas.
Perseroan juga optimistis dengan sejumlah kebijakan yang mendukung industri perumahan seperti program tiga juta rumah per tahun, peningkatan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) mencapai 320 ribu unit rumah yang setara dengan anggaran pemerintah sebesar Rp28,2 triliun, serta insentif fiskal berupa pajak ditanggung pemerintah (DTP) yang berlaku di tahun ini.
Di samping itu, tingkat suku bunga yang menunjukkan tren penurunan juga memberikan angin segar bagi masyarakat untuk dapat mengakses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga yang lebih ringan.
“Ditambah lagi ada keringanan MBR untuk memiliki rumah dengan dihapuskannya Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta pembebasan biaya pembuatan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG),” ujar Hakim.