Alhasil, laba bruto DCII tercatat Rp1,06 triliun, naik 37 persen dibandingkan 2023. Margin laba kotor turun tipis dari 59 persen menjadi 58 persen.
Di samping itu, beban usaha DCII relatif stabil sehingga setelah dikurangi oleh beban pajak, laba bersih perseroan mencapai Rp976 miliar, naik hingga 90 persen dari 2023 yang sebesar Rp514 miliar. Laba per saham ikut naik dari Rp216 menjadi Rp334.
Dari sisi neraca, posisi kas dan setara kas DCII pada akhir 2024 menjadi Rp217 miliar dari Rp403 miliar. Namun, piutang usaha membengkak 1,4 kali lipat dari Rp252 miliar menjadi Rp606 miliar. Kenaikan piutang ini sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan.
Selain, itu aset tetap DCII juga naik Rp1 triliun sehingga aset meningkat 31 persen menjadi Rp4,8 triliun. Kenaikan aset disebabkan penambahan aset akibat perluasan gedung data center.
Saat ini, DCII membangun gedung data center JK6 yang memiliki kapasitas 36 MW. Penambahan ini bertujuan meningkatkan collocation milik perseroan untuk memenuhi permintaan pelanggan dan meningkatkan pendapatan perseroan.