sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Intip Lima Sektor Saham Tercuan di Semester II-2023

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
03/07/2023 15:25 WIB
Dengan adanya potensi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia, maka akan menjadi sentimen positif untuk sektor konstruksi, properti, teknologi dan lainnya.
Intip Lima Sektor Saham Tercuan di Semester II-2023 (FOTO:MNC Media)
Intip Lima Sektor Saham Tercuan di Semester II-2023 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Memasuki semester dua pada 2023, sejumlah sektor diyakini memiliki kinerja yang baik. Adanya sentimen penurunan tingkat suku bunga acuan disebut sebagai salah satu penopang kinerja saham sejumlah sektor.

Analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora merekomendasikan lima sektor untuk dicermati sepanjang semester dua tahun ini yaitu, sektor konstruksi, properti, teknologi, perbankan digital, serta sektor poultry.

“Dengan adanya potensi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia, maka akan menjadi sentimen positif untuk sektor konstruksi, properti, teknologi, perbankan digital, dan poultry,” kata Andhika dalam Market Buzz IDX Channel, Senin (3/7/2023).

Untuk sektor konstruksi, kata Andhika, penurunan suku bunga akan turut berdampak pada penurunan beban bunga perusahaan, hal itu disebut dapat mendongkrak kinerja perusahaan. 

“Selain itu, adanya sentimen pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan tahun politik juga akan berpengaruh positif terhadap sektor konstruksi,” imbuh Andhika.

Dalam hal ini, Andhika merekomendasikan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Andhika menyarankan buy on weakness pada saham WIKA, dengan target harga terdekat di Rp540-Rp550.

Sementara itu, untuk sektor properti Andhika merekomendasikan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) untuk sektor perbankan digital, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) untuk sektor poultry, dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) untuk sektor teknologi.

Lebih lanjut, Andhika memproyeksikan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menembus level 6.800 hingga 6.900. Hal ini ditopang oleh mulai melandainya tingkat inflasi di Amerika Serikat dan Eropa.

Melandainya tingkat inflasi akan memengaruhi keputusan Bank Sentral AS atau The Fed untuk menurunkan suku bunga di semester dua ini. Andhika menjelaskan bahwa IHSG saat ini masih bergerak di level 6.600, namun sudah berhasil rebound di bulan Mei sampai Juni. Di mana pada bulan Juni, indeks sempat menyentuh level 6.744. 

“Penurunan IHSG saat ini sudah terbatas, selama IHSG tidak turun ke bawah level 6.562, seharusnya IHSG berpeluang mengalami penguatan ke level 6.800-6.900,” imbuh Andhika.

(SAN)

Advertisement
Advertisement