IDXChannel - PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) 2023 sebesar Rp500 miliar.
Direktur CBUT Ronny Hertantyo mengatakan capex tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi hilirisasi dan pengembangan teknologi.
"Capex kami gunakan untuk pengembangan dari eksistensi tersebut dan yang kedua adakah teknologi," kata Ronny saat Paparan Publik CBUT, Rabu (3/5/2023).
"Capex kami di kisaran Rp500 miliar dan seperti yang sudah kami sampaikan di prospektus sebelumnya juga," imbuhnya.
Selanjutnya untuk penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum setelah dikurangi dengan biaya‐biaya emisi, akan nantinya dipergunakan untuk pengembangan usaha perseroan.
"Dana IPO 54% akan kami gunakan untuk pembangunan refinery extension dan infrastrukturnya dan sisanya akan digunakan untuk peningkatan modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku yaitu CPO dan palm kernel dalam rangka meningkatkan utilisasi produksi pada pabrik kernel crushing dan refinery," jelas Ronny.
Soal absen pembagian dividen, Ronny menambahkan hal itu sejalan dengan rencana CBUT dalam prospektus IPO beberapa waktu lalu. Pada prospektus tersebut CBUT akan mulai membagikan dividen pada tahun buku 31 Desember 2023 sebesar 20% dari laba bersih tahun berjalan.
Menurut Ronny, pembagian dividen 2024 akan mempertimbangkan laba ditahan 2023. “Dividen 2024 harus melihat kinerja di 2023 kita edit dengan return earning 2023,” imbuhnya.
Sebelumnya CBUT membukukan penurunan Laba tahun berjalan di 2022 sebesar 18,51% menjadi Rp233,14 miliar dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp286,10 miliar.
Meski begitu, pendapatannya justru meningkat sebesar 11%. CBUT mengalami lonjakan pendapatan menjadi Rp9,61 triliun dari semula Rp8,66 triliun.
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan laba di tengah naiknya pendapatan adalah meningkatnya beban secara signifikan. CBUT mencatatkan beban tahun berjalan sebesar Rp8,12 triliun, dari sebelumnya Rp6,62 triliun.
Beban usaha CBUT diberatkan oleh pembelian bahan baku yang meningkat. Pembelian bahan baku produksi CBUT melonjak menjadi Rp7,96 triliun naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp6,54 triliun.
(DES)