Soal absen pembagian dividen, Ronny menambahkan hal itu sejalan dengan rencana CBUT dalam prospektus IPO beberapa waktu lalu. Pada prospektus tersebut CBUT akan mulai membagikan dividen pada tahun buku 31 Desember 2023 sebesar 20% dari laba bersih tahun berjalan.
Menurut Ronny, pembagian dividen 2024 akan mempertimbangkan laba ditahan 2023. “Dividen 2024 harus melihat kinerja di 2023 kita edit dengan return earning 2023,” imbuhnya.
Sebelumnya CBUT membukukan penurunan Laba tahun berjalan di 2022 sebesar 18,51% menjadi Rp233,14 miliar dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp286,10 miliar.
Meski begitu, pendapatannya justru meningkat sebesar 11%. CBUT mengalami lonjakan pendapatan menjadi Rp9,61 triliun dari semula Rp8,66 triliun.
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan laba di tengah naiknya pendapatan adalah meningkatnya beban secara signifikan. CBUT mencatatkan beban tahun berjalan sebesar Rp8,12 triliun, dari sebelumnya Rp6,62 triliun.
Beban usaha CBUT diberatkan oleh pembelian bahan baku yang meningkat. Pembelian bahan baku produksi CBUT melonjak menjadi Rp7,96 triliun naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp6,54 triliun.
(DES)