Kondisi ini terjadi saat pendapatan BUMN telekomunikasi ini tumbuh 2,8% yoy menjadi Rp147,31 triliun tahun 2022, dibandingkan 2021 sebesar Rp143,21 triliun.
Hingga 30 April 2023, porsi pemegang saham publik, dikutip dari RTI, mencapai 47,45 miliar lembar saham atau setara 47,90%. Adapun Pemerintah Republik Indonesia menguasai 52,09%.
(FAY)