sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Isu Reshuffle Kabinet Jokowi Turut Tekan IHSG Hari Ini?

Market news editor Aldo Fernando - Riset
15/06/2022 11:20 WIB
Aksi jual oleh investor asing, sentimen eksternal, hingga penantian reshuffle Kabinet Indonesia turut menekan pergerakan IHSG hingga pagi ini.
Isu Reshuffle Kabinet Jokowi Turut Tekan IHSG Hari Ini? (Foto: MNC Media)
Isu Reshuffle Kabinet Jokowi Turut Tekan IHSG Hari Ini? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 1 persen pada lanjutan sesi I perdagangan Rabu (16/5/2022). Aksi jual oleh investor asing, sentimen eksternal, hingga penantian reshuffle Kabinet Indonesia turut menekan pergerakan IHSG hingga pagi ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.59 WIB, IHSG ambles 1,11% ke 6.971,05 dengan nilai transaksi Rp9,53 triliun dan volume perdagangan 19,79 miliar saham.

Seperti kemarin, investor asing melakukan jual bersih Rp404,29 miliar, termasuk ke saham dengan kapitalisasi pasar terbesar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp112,2 miliar di pasar reguler. Harga saham BBCA sendiri turun 1,01% pagi ini.

 Kemarin, asing juga keluar dari bursa saham domestik dengan nilai net sell yang tinggi Rp743 miliar. Saham BBCA juga terkena aksi jual asing kemarin sebesar Rp174 miliar.

Alhasil, dalam sepekan, asing sudah melakukan net sell Rp318,70 miliar di pasar reguler.

Namun, kabar baiknya, selama sebulan terakhir asing masih melakukan pembelian bersih (net buy) Rp6,84 triliun di pasar reguler.

IHSG juga masih menguat 5,72% dalam sebulan dan naik 5,98% sejak awal tahun (ytd).

Tertular Sentimen Negatif Global

Sebelumnya, pada awal pekan ini, Senin (13/6), IHSG ditutup anjlok 1,29%, mengekor memerahnya bursa saham global, terutama bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street.

Selama perdadangan Senin, IHSG bahkan sempat terjun 2,13% ke 6.935,42, tepatnya pada 11.16 WIB.

Sementara, tiga indeks utama Wall Street terjungkal pada Jumat pekan lalu, dengan Nasdaq menjadi yang paling minus, yakni 3,52%. Bursa Asia juga ‘terbakar’ pada Senin, seperti Hang Seng Hong Kong ambles 3,5% dan KOSPI Korea Selatan terjungkal hingga minus 3,4%.

Wall Street sendiri ditutup beragam pada perdagangan Selasa waktu AS (14/6). Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 151,91 poin, atau 0,5%, menjadi 30.364,83, S&P 500 (SPX) kehilangan 14,15 poin, atau 0,38%, menjadi 3.735,48 dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 19,12 poin, atau 0,18%, menjadi 10.828,35.

Aksi jual besar-besaran (sell-off) di bursa saham Paman Sam pada Jumat hingga Senin terjadi seiring rilis data inflasi AS yang ditunggu-tunggu menunjukkan kenaikan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Indeks harga konsumen AS per Mei menyentuh level tertinggi sejak 1981, naik 8,6% secara tahunan (yoy) dan 6% apabila mengeluarkan harga makanan dan energi. Sebagaimana dilansir CNBC International, ekonom yang disurvei Dow Jones sebelumnya memproyeksikan kenaikan inflasi sebesar 8,3% untuk indeks utama dan 5,9% untuk inflasi inti.

Inflasi yang meninggi membuat pasar khawatir akan adanya potensi resesi untuk ekonomi AS.

Penurunan drastis Wall Street tahun ini terjadi setelah lonjakan luar biasa sejak tahun lalu dan di tengah aksi agresif The Fed untuk mendinginkan ekonomi yang sudah terlalu panas. Angka inflasi AS terus melaju tinggi menjadi alasan bank sentral AS tersebut melakukan pengetatan moneter dan penaikan suku bunga acuan.  

Melihat data inflasi yang masih berada di level tertinggi di atas, sebagaimana dijelaskan oleh Wall Street Journal Senin (13/6), pasar mulai bersiap apakah Jerome Powell cs akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp) alias 0,75%, dari yang sebelumnya diantisipasi pasar sebesar 50 bp.

The Fed sendiri akan mengumumkan keputusan soal suku bunga pada Kamis (16/6) dini hari waktu Indonesia.

Data Neraca Dagang Jadi Sorotan

Di tengah fluktuasi IHSG pagi ini, pada pukul 11.00 WIB, investor juga akan menyimak rilis data neraca dagang RI per Mei 2022 yang diproyeksikan akan kembali surplus.

Hanya saja, konsensus ekonom yang dihimpun Tradingeconomics meramal, neraca dagang Indonesia akan menyusut menjadi USD3,83 miliar pada Mei, dari bulan sebelumnya USD 7,56 miliar.

Berita baiknya, apabila skenario tersebut berlaku, Indonesia berarti akan mengalami surplus dagang selama 25 bulan secara beruntun.

Reshuffle Kabinet Jadi Pemberat Indeks?

Sebelumnya, isu soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan reshuffle Kabinet Indonesia Maju hari ini, Rabu (15/6/2022) makin santer terdengar. 

Sejumlah informasi menyebut ada dua menteri dan tiga wakil menteri (wamen) yang informasinya akan mengalami pergantian. 

Pertama, Menteri Perdagangan M Lutfi kan digantikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Kemudian Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil kabarnya akan digantikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Hadi Tjahjanto. 

Untuk posisi wamen, di antaranya ada pergantian posisi Wamen ATR/BPN. Sebelumnya, Jokowi mengundang sejumlah menteri ke Istana Negara, Jakarta pada Selasa (14/6/2022). 

Mereka antara lain Menteri ATR Sofyan Djalil, Menhan Prabowo Subianto hingga Menteri Perdagangan M Lutfi. Kemudian ada Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan yang juga diundang Jokowi serta mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

Dikombinasikan dengan hawa negatif dari Wall Street sampai keluarnya dana asing, menurut analis reshuffle kabinet bisa menjadi semakin memperberat pergerakan IHSG, setidaknya pada hari ini.

Dalam risetnya, Kepala Riset MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mengatakan, IHSG bakal melemah karena jatuhnya indeks Dow Jones di Wall Street dan sentimen soal reshuffle kabinet.

"Kejatuhan tajam Indeks DJIA dan naiknya yield obligasi AS, ditengah penurunan nilai tukar Rupiah atas US Dollar serta penantian pengumuman Reshuffle Kabinet Rabu ini berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan Rabu ini," ungkap Edwin dalam risetnya, Rabu (15/6/2022). (ADF)

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement