sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

JKON Gantikan Posisi Waskita (WSKT), IDXBUMN20 Berpeluang Naik? 

Market news editor Reysha Hidayat/Magang
22/10/2023 14:55 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang penghuni IDXBUMN20 di mana PT Waskita Karya tersingkir dari daftar 20 saham BUMN paling likuid di indeks tersebut.
JKON Gantikan Posisi Waskita (WSKT), IDXBUMN20 Berpeluang Naik? Foto: MNC Media.
JKON Gantikan Posisi Waskita (WSKT), IDXBUMN20 Berpeluang Naik? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang penghuni IDXBUMN20 di mana PT Waskita Karya tersingkir dari daftar 20 saham BUMN paling likuid di indeks tersebut.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) digantikan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) lantaran kinerjanya yang masih negatif dan banyaknya tuntutan dari pihak penyedia barang agar WSKT segera melunasi utangnya. 

Daftar perusahaan BUMN yang masuk indeks tersebut berlaku mulai dari 3 Agustus 2023 hingga 2 Februari 2024.

Lantas, apakah masuknya JKON mampu mengangkat kinerja IDXBUMN20?

Research Analyst Minna Padi Investama Sekuritas, Geri Eka Putra menilai masuknya JKON ke IDXBUMN 20 tidak terlalu berdampak signifikan. Hal tersebut lantaran bobotnya yang hanya sebesar 0,25% terhadap seluruh konstituen di IDXBUMN 20. 

"Saya yakin agak kurang berasa efeknya," tutur Geri dalam Break Time bersama IDXChannel, belum lama ini. 

JKON bisa terpilih karena dilihat dari historisnya selama 6 atau 12 bulan terakhir, dilihat dari frekuensi yang masih stabil, pergerakan harga yang baik, dan juga baik secara fundamental. 

Adapun terkait saham BUMN lainnya, Performa PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menjelang penghujung tahun telah mengalami minus sekitar 8,56%. Begitu juga dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalami minus 21%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) minus hingga 24%.

Minus yang dialami oleh ANTAM salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga. Kenaikan dari The Fed sudah terhitung sebanyak empat kali pada 2023 ini juga menjadi pengaruhnya. Hal itu menambah ketakutan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. 

"Hingga tahun 2024 concern macroeconomic masih mengenai suku bunga," imbuhnya. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement