sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kalbe Farma (KLBF) Bakal Bagi Dividen, Begini Analisis Sahamnya

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
27/05/2024 17:41 WIB
Kalbe Farma (KLBF) berencana bagi dividen sebesar Rp1,4 triliun. Analis Sinarmas Sekuritas memberikan proyeksi laju saham KLBF usai sebar dividen.
Kalbe Farma (KLBF) Bakal Bagi Dividen, Begini Analisis Sahamnya. (Foto: MNC Media)
Kalbe Farma (KLBF) Bakal Bagi Dividen, Begini Analisis Sahamnya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana membagikan dividen sebesar Rp1,4 triliun untuk tahun buku 2023. Para pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar Rp31 per saham.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati, mengatakan KLBF merupakan perusahaan yang membagikan dividen dengan yield yang tidak terlalu besar. Hal itu menjadikan KLBF masuk dalam kategori aman untuk dinilai sebagai saham yang berpotensi menyebabkan dividen trap.

“Kondisi dividen yield KLBF enggak terlalu besar, jadi diperkirakan kalaupun ada penurunan, tidak akan signifikan,” kata Ike dalam 'Webinar Market Outlook Mei' pada Senin (27/5/2024).

Ike menilai, pasca dibagikannya dividen kepada para pemegang saham pada 14 Juni 2024 nanti, penurunan harga saham KLBF hanya bersifat sementara dan tidak terlalu parah.

Di samping itu, terdapat sentimen positif yang justru akan mendorong pergerakan harga saham KLBF yakni, adanya kabar terkait meningkatnya kasus Covid-19 di Singapura.

“Dengan adanya kenaikan kasus Covid-19 memberikan sentimen positif untuk saham-saham farmasi, maka penurunan harga sahamnya akan bersifat sementara dan melanjutkan penguatannya kembali,” ujar Ike.

Sebagaimana diketahui, KLBF membagikan dividen setara 52% dari total keuntungan perseroan tahun 2023 lalu. Di mana, pada tahun lalu perseroan mengantongi laba bersih sebesar  Rp2,76 triliun sepanjang tahun 2023 lalu. Angka itu turun 18% dibandingkan tahun 2022 lalu yang sebesar Rp3,38 triliun. 

Dari sisi penjualan, KLBF mengantongi sebesar Rp30,44 triliun atau naik 5,21% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp28,93 triliun. Sementara itu, beban pokok penjualan tercatat sebesar yang Rp18,62 triliun, naik dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp17,23 triliun. 

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement