IDXChannel – Saham emiten yang bergerak di bidang distribusi gas bumi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sempat melompat pada Rabu (13/9/2023) seiring pemberitaan soal Lo Kheng Hong (LKH) mengaku mengoleksi saham tersebut.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.32 WIB, saham PGAS naik tipis 0,35 persen ke Rp1.440 per saham.
Pada Rabu (13/9), saham PGAS ditutup melonjak 6,69 persen.
Penguatan tersebut membuat saham PGAS naik 6,27 persen dalam sepekan, kendati masih terkoreksi 3,03 persen dalam sebulan.
Sejak awal tahun (year to date/YtD), saham PGAS juga merosot 18,18 persen.
Sebelumnya, Lo Kheng Hong, yang kerap dijuluki Warren Buffett asal Indonesia, menjelaskan, dirinya membeli saham PGAS di kisaran harga Rp1.100 usai melego saham perkapalan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS).
“Saya juga belum lama kan beli PGAS di Rp1.100. Jadi, ketika saya menjual saham MBSS saya, semuanya, seluruhnya, ada uang cash, saya lihat PT Timah [maksud Lo Kheng Hong PGAS] di Rp1.100, saya dorong semuanya. Terus naik ke Rp1.800,” jelas Lo Kheng Hong, dalam sebuah video seminar di akun YouTube GBI WTC pada akhir Maret 2023.
Hanya saja, tidak dijelaskan lebih jauh berapa jumlah saham yang diborong dan total saham PGAS yang dikuasai Lo Kheng Hong saat ini.
Sebagai gambaran, LKH melepas seluruh saham MBSS pada akhir Agustus 2021. Sementara, saham PGAS sempat berada di kisaran Rp1.100 pada awal Oktober 2021 sebelum melonjak ke level Rp1.800 per saham pada akhir Oktober 2022.
Secara valuasi, saham PGAS memang terbilang murah (undervalued). Berdasarkan rasio multiples umum price-to earnings ratio (PER) atau harga saham dibandingkan laba perusahaan PGAS berada di angka 8,03 kali, di bawah aturan umum (rule of thumb) 10-15 kali.
Demikian pula, rasio price to book value (PBV) PGAS hanya 0,91 kali, di bawah 1 kali (yang biasanya menjadi favorit Lo Kheng Hong).
Kenaikan PGAS seiring adanya pemberitaan masuknya LKH ke emiten tersebut biasanya disebut dengan istilah Lo Kheng Hong (LKH) effect.
Masuknya LKH ke PGAS sekaligus menambah daftar deretan saham koleksi investor legendaris tersebut yang diketahui publik, selain PT Intiland Development Tbk (DILD) dengan kepemilikan 6,28% hingga PT Global Mediacom Tbk (BMTR) sebesar 6,50%. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.