Namun, KAEF masih mencatat beban usaha yang cukup besar Rp3,79 triliun pada tahun lalu, meski angkanya sudah ditekan dibandingkan 2023 sebesar Rp4,49 triliun. Beban usaha ini terutama berasal dari anak usaha, PT Kimia Farma Apotek.
Beban usaha yang besar itu datang terutama dari komponen gaji dan kesejahteraan karyawan dari pos penjualan Rp1,08 triliun dan pos umum dan administrasi Rp677 miliar, dan promosi Rp520 miliar. Ketiga pos ini memberikan porsi 60 persen dari total beban usaha.
Dengan beban usaha yang jumbo tersebut, membuat KAEF membukukan kerugian usaha Rp810 miliar. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan beban keuangan perseroan yang mencapai Rp425 miliar, sehingga mencatatkan rugi sebelum pajak Rp1,23 triliun.
Meskipun rugi secara akuntansi, arus kas operasional KAEF pada tahun lalu masih positif sebesar Rp153 miliar, berbanding terbalik dari 2023 yang minus Rp246 miliar.
Sebagai informasi, KAEF juga menerbitkan ulang laporan keuangan tahun 2023 untuk mengoreksi informasi material yang dinilai salah saji. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian yang terjadi pada entitas anak usaha, PT Kimia Farma Apotek.