Selama kuartal I-2025, ANTM mencatatkan laba senilai Rp2,1 triliun, melonjak 47 persen secara kuartalan.
Peningkatan ini ditopang oleh penjualan bijih nikel yang naik 45 persen, dan pertumbuhan volume penjualan emas yang tetap tinggi, mencapai 13,7 ton.
BRI Danareksa memperkirakan pendapatan ANTM pada 2025 akan mencapai Rp79,2 triliun, dengan laba bersih diproyeksikan melonjak menjadi Rp6,5 triliun atau tumbuh 78,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Timothy menyoroti strategi penjualan emas ANTM melalui BRANKAS (Berencana Aman Kelola Emas). Aplikasi ini dinilai dapat menjadi kanal diversifikasi bisnis yang memperkuat penetrasi pasar ritel.
“Emas dapat dicetak dan dikirim ke pembeli setelah masa tunggu 15–20 hari kerja, tergantung pada ketersediaan pasokan,” tutur dia.