IDXChannel - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan penurunan kinerja kuartalan pada kuartal II-2025, meskipun secara tahunan masih mencatat pertumbuhan tipis.
Pendapatan perseroan di kuartal II mencapai Rp8,2 triliun atau tumbuh 3,4 persen YoY. Namun turun 6,9 persen QoQ akibat pelemahan pada segmen Consumer Health dan Nutrisi.
Secara kumulatif, pendapatan KLBF sepanjang semester I-2025 mencapai Rp17,1 triliun atau naik 4,6 persen YoY, sedikit di bawah ekspektasi analis.
Berdasarkan riset Samuel Sekuritas, Selasa (26/8/2025) dari sisi segmen, Consumer Health mencatat penurunan signifikan akibat faktor musiman, dengan pendapatan turun 20,2 persen QoQ menjadi Rp1,1 triliun.
Sementara segmen Nutrisi juga melemah 11,8 persen QoQ menjadi Rp1,9 triliun seiring daya beli yang masih tertekan. Namun segmen Farmasi Resep relatif stabil dengan pendapatan Rp2,5 triliun, sedangkan segmen Distribusi & Logistik mencapai Rp2,8 triliun.
Meski sektor nutrisi terkoreksi, penjualan produk susu KLBF hanya turun 3 persen YoY, lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang anjlok 9 persen YoY.
Margin tertekan, laba bersih kuartalan
Dari sisi profitabilitas, gross profit margin (GPM) KLBF pada kuartal II-2025 berada di level 40,7 persen, sedikit turun dibanding kuartal sebelumnya (41,6 persen) akibat perubahan komposisi bisnis, meskipun harga bahan baku lebih rendah menahan tekanan biaya.
Harga minyak dunia tercatat di USD67,2 per barel turun 18,9 persen YoY, harga plastik (PP) turun 3,6 persen YoY, dan skim milk powder turun 0,9 persen YoY.
Namun, EBIT margin menyempit menjadi 12,9 persen dari 15,6 persen pada kuartal I, dipicu kenaikan biaya iklan dan promosi menjadi 8,6 persen dari sebelumnya 8 persen.
Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan merevitalisasi merek lama agar relevan di kalangan konsumen muda. Pada akhirnya, laba bersih KLBF di kuartal II-2025 tercatat Rp898 miliar turun 16,6 persen QoQ. Namun, total laba bersih semester I mencapai Rp2 triliun naik 9,4 persen YoY sedikit di bawah proyeksi analis.
Outlook 2025 direvisi, rekomendasi buy dipertahankan
Seiring hasil paruh pertama tahun ini, KLBF merevisi target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2025 menjadi 6-8 persen, dari sebelumnya 8-10 persen.
Samuel Sekuritas juga menyesuaikan proyeksi pendapatan dan laba masing-masing sebesar turun 3,9 persen dan turun 9,5 persen untuk tahun ini.
Segmen Nutrisi diperkirakan hanya tumbuh 1-3 persen, sementara segmen Farmasi tetap solid dengan proyeksi pertumbuhan 9-11 persen, khususnya dari produk spesial seperti onkologi.
Segmen Distribusi diperkirakan tetap tumbuh didukung masuknya prinsipal baru dan perluasan produk alat kesehatan, termasuk rencana komersialisasi peralatan PET Scan setelah mendapat izin BPOM.
"Meski menghadapi tekanan daya beli dan perubahan perilaku konsumen, KLBF akan meluncurkan lebih banyak SKU terjangkau, seperti kemasan sachet, sembari mempertahankan posisi premium pada produk unggulan seperti Morinaga dan Entrasol," tulis riset Samuel Sekuritas.
Adapun strategi yang disiapkan perseroan dapat menjadi katalis positif jangka panjang, sehingga rekomendasi buy untuk saham KLBF tetap dipertahankan dengan target harga Rp1.600 per saham.
Namun demikian, risiko utama yang perlu diwaspadai mencakup fluktuasi harga bahan baku, penguatan dolar AS, dan pelemahan daya beli yang lebih dalam dari perkiraan.
(DESI ANGRIANI)