Meski sektor nutrisi terkoreksi, penjualan produk susu KLBF hanya turun 3 persen YoY, lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang anjlok 9 persen YoY.
Margin tertekan, laba bersih kuartalan
Dari sisi profitabilitas, gross profit margin (GPM) KLBF pada kuartal II-2025 berada di level 40,7 persen, sedikit turun dibanding kuartal sebelumnya (41,6 persen) akibat perubahan komposisi bisnis, meskipun harga bahan baku lebih rendah menahan tekanan biaya.
Harga minyak dunia tercatat di USD67,2 per barel turun 18,9 persen YoY, harga plastik (PP) turun 3,6 persen YoY, dan skim milk powder turun 0,9 persen YoY.
Namun, EBIT margin menyempit menjadi 12,9 persen dari 15,6 persen pada kuartal I, dipicu kenaikan biaya iklan dan promosi menjadi 8,6 persen dari sebelumnya 8 persen.
Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan merevitalisasi merek lama agar relevan di kalangan konsumen muda. Pada akhirnya, laba bersih KLBF di kuartal II-2025 tercatat Rp898 miliar turun 16,6 persen QoQ. Namun, total laba bersih semester I mencapai Rp2 triliun naik 9,4 persen YoY sedikit di bawah proyeksi analis.