Masing-masing perusahaan tersebut bergerak di bidang EV dan industri lain yang terkait dengan dekarbonisasi.
Di Indonesia, tercatat Amman Mineral International (AMMN), yang bergerak di sektor tambang tembaga dan emas dan baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 Juni lalu, mengumpulkan pendanaan paling banyak pada saat IPO. Nilainya mencapai lebih dari USD700 juta atau setara Rp 10,51 triliun (kurs Rp15.018 per USD).
Penggalangan dana IPO terbesar kedua diperoleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). NCKL merupakan perusahaan pertambangan dan pemurnian nikel di bawah konglomerat lokal Harita Group.
Adapun yang ketiga, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang bergerak di bidang peleburan nikel. di bawah payung perusahaan penambang emas dan tembaga Merdeka Copper Gold (MDKA).
Adapun peringkat keempat diperoleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi sekaligus anak perusahaan perusahaan minyak pelat merah, Pertamina.
Di Thailand, Millennium Group Corporation Asia PCL, yang terlibat dalam penjualan mobil dan bisnis lainnya dan juga baru saja melantai Bursa Efek Thailand pada April, memperoleh pendanaan melebihi harga penawaran.
Dana yang terkumpul dari aktivitas IPO tersebut akan digunakan terutama untuk investasi perawatan kendaraan guna mendukung kendaraan listrik. Mengingat, penetrasi EV menyebar dengan cepat di Thailand dan pelaku pasar optimis dengan prospek pertumbuhannya.
Master Style, perusahaan yang terdaftar pada Januari lalu bergerak di bidang bisnis rumah sakit bedah kosmetik di pusat kota Bangkok yang memiliki lebih dari 40 dokter spesialis dan lebih dari 700 anggota staf profesional.
Mengingat tingkat perawatan medis di Asia Tenggara tinggi dan permintaan yang kuat untuk kebutuhan operasi kecantikan, pasar juga menyambut optimis IPO perusahaan ini.
Di Malaysia, DXN Holdings, sebuah perusahaan makanan sehat juga melantai di bursa negeri Jiran pada Mei dan mengumpulkan pendanaan USD146 juta.
DXN membuat dan menjual makanan kesehatan dan kosmetik menggunakan bahan-bahan seperti jamur reishi. Di bulan yang sama, pengembang real estate Radium Development juga melakukan IPO.
Memasuki kuartal tiga (Q3) 2023, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 15 Oktober 2023, setidaknya terdapat 73 perusahaan yang mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) sepanjang tahun ini. Pencapaian ini bahkan melampaui target BEI sebanyak 57 emiten yang IPO.
Tercatat ada 29 emiten yang sudah melantai di BEI sepanjang Q3 2023. Dari 29 emiten tersebut, ada 2 IPO jumbo yang tercatat yaitu PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), produsen tembaga dan emas afiliasi grup Medco yang meraup dana sebesar Rp10,7 triliun.
Diikuti operator jaringan bioskop XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) sebesar Rp2,25 triliun.
Baru-baru ini, pada 3-5 Oktober 2023, perolehan dana dari aktivitas IPO PT Barito Renewable Tbk (BREN) mencapai Rp 3,13 triliun dari total 4 miliar lembar saham yang ditawarkan.
Saham itu bahkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari 135 kali dari total porsi minimum awal yang disyaratkan.
Ini menunjukkan, bahwa antusiasme investor pasar saham di Indonesia cukup tinggi sepanjang tahun ini. (ADF)