IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin (5/6/2023) pekan lalu.
Salah satu yang dibahas dalam rapat tersebut adalah pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2022, di mana anak usaha PT Pertamina (Persero) itu sukses meraup laba bersih sebesar USD127,32 juta.
Nilai tersebut terhitung melonjak hingga 49,68 persen dibanding realisasi laba PGEO pada 2021 lalu.
Atas moncernya kinerja laba, pemegang saham menggunakan sebagian hasil laba bersih, yaitu sebesar USD100 juta, untuk dibagikan sebagai dividen tunai untuk tahun buku 2022. Sedangkan sisanya sebesar USD27 juta dicatat sebagai laba ditahan perusahaan.
Moncernya kinerja PGEO pun panen apresiasi dari berbagai pihak. Hal ini lantaran moncernya kinerja tersebut tidak hanya semata-mata berkaitan dengan bisnis perusahaan saja, melainkan juga dinilai sebagai sinyal yang bagus bagi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
"Tentu jalan ke depan masih panjang. Tapi (kinerja positif PGEO) ini tentu menjadi sinyal awal yang layak diapresiasi, bahwa masa depan yang cerah terkait pengembangan energi bersih di Indonesia itu sudah mulai terlihat," ujar Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, Selasa (13/6/2023).
Menurut Komaidi, positifnya kinerja PGEO dan perusahaan pengembang panas bumi lain di Indonesia pada dasarnya tidaklah mengejutkan.
Hal ini lantaran potensi bisnis dari pengembangan energi panas bumi sebagai salah satu varian dari EBT yang paling potensial, memang sangatlah menjanjikan.
Misalnya saja fakta bahwa cadangan panas bumi yang dimiliki Indonesia merupakan yang kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS).
Hanya saja, Komaidi mengakui, besarnya potensi tersebut selama ini relatif belum nampak lantaran masih terkendala oleh beragam hal.
"Misalnya saja soal keberpihakan regulasi, lalu soal mahalnya investasi, dan sebagainya, sehingga membuat potensi besar ini belum banyak tergarap," tutur Komaidi.
Namun kemudian dalam perkembangannya, PGEO diakui Komaidi berhasil membuktikan bahwa keberadaan energi panas bumi tidak hanya bagus secara lingkungan, namun juga menjanjikan secara bisnis.
Dengan demikian, Komaidi tak ragu untuk menyimpulkan bahwa roadmap pengembangan bisnis EBT di Tanah Air, khususnya untuk sektor panas bumi, telah berada di jalur yang tepat.
"Bahwa ke depan masih perlu banyak perbaikan di sana-sini, itu sudah pasti. Tapi arah (pengembangan) nya saya pikir sudah tepat. Dan secara bisnis juga terbukti bisa menghasilkan. PGEO sudah membuktikan. Jadi dorongan untuk penggunaan energi bersih ini tidak lagi hanya soal isu lingkungan saja, tetapi ternyata juga menguntungkan secara business as usual," tegas Komaidi. (TSA)