Dari sisi bottom line, Krakatau Steel membukukan rugi bersih USD47 juta atau sekitar Rp767 miliar di kuartal I. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD29 juta.
Untuk neraca, aset KRAS hingga 31 Maret 2025 naik 0,82 persen menjadi USD2,92 miliar. Namun, perseroan mencatat akumulasi kerugian hingga 2,52 miliar akibat rugi bertahun-tahun.
Akbar mengatakan, fasilitas pabrik Hot Strip Mill 1 Krakatau Steel telah beroperasi di kuartal I-2025. Meski belum optimal, dia menegaskan perseroan akan tetap fokus untuk mengembangkan bisnis yang terdampak selama pemulihan alias recovery.
"Kami tetap optimistis mengupayakan perbaikan kinerja di kuartal II-2025 dari segmen baja maupun nonbaja," katanya.
Selain itu, kata Akbar, perseroan juga menerapkan serangkaian strategi dan mengambil langkah preventif untuk memastikan proses produksi pabrik tersebut berjalan sesuai target.
(Rahmat Fiansyah)