Utomo memproyeksikan skala operasi KRAS yang lebih luas akan membuka ruang efisiensi, baik pada biaya tetap maupun biaya variabel.
Efisiensi operasional disebut menjadi langkah strategis untuk menjaga daya saing di tengah kebutuhan baja domestik yang terus meningkat.
Sedianya KRAS mengajukan kebutuhan modal kerja sebesar USD500 juta atau sekitar Rp8,3 triliun. Dana ini dialokasikan untuk mendukung percepatan restrukturisasi utang sekaligus memperkuat pemulihan operasional.
Hingga kuartal III-2025, KRAS mencatatkan volume penjualan sebesar 739.728 ton dengan pendapatan mencapai USD706,08 juta.
Di sisi bottom line, KRAS juga membukukan laba bruto sebanyak USD53,12 juta, dengan laba bersih USD24,04 juta.
(DESI ANGRIANI)