Atas dasar strategi tersebut, Vidjongtius mengeklaim bahwa beberapa produk obat hasil produksi KLBF saat ini telah menjadi favorit di pasar Myanmar, Filipina dan negara-negara ASEAN lainnya.
"Mixagrip itu kita nomor satu di Myanmar. Woods kita nomor dua dan tiga di pasar Singapura dan Malaysia. Diabetasol nomor satu di Filipina. Extra Joss juga sangat dikenal dan digemari di level ASEAN. Ekspornya nomor satu," tutur Vidjongtius.
Tak hanya berkutat di pasar regional ASEAN, KLBF disebut Vidjongtius juga telah merambah pasar Timur Tengah lewat produk minuman air kelapa, Hydro Coco.
"Di Timur Tengah, minuman air kelapa Indonesia sudah masuk ke sana. Tahun ini juga sudah masuk ke Australia. Jepang baru mau masuk. Di China juga. Jadi kita juga aktif 'menyerang' negara lain," ungkap Vidjongtius.
Dengan kinerja ekspor yang demikianm aktif, tentu KLBF turut serta panen cuan di tengah tren penguatan rupiah terhadap dolar yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.