sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba ADMR Turun 19,05 Persen di Semester I 2023, Ini Faktor Penyebabnya

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
22/08/2023 13:34 WIB
Adaro Minerals Indonesia (ADMR) membukukan laba USD163,51 juta atau Rp2,50 triliun di enam bulan pertama tahun 2023, turun 19,05%.
Laba ADMR Turun 19,05 Persen di Semester I 2023, Ini Faktor Penyebabnya. (Foto: MNC Media)
Laba ADMR Turun 19,05 Persen di Semester I 2023, Ini Faktor Penyebabnya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan laba USD163,51 juta atau Rp2,50 triliun di enam bulan pertama tahun 2023. Angka itu turun 19,05% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD202,01 juta.

Penurunan laba perseroan di semester pertama ini disebabkan oleh  penurunan harga batu bara metalurgi dan kenaikan biaya yang diakibatkan oleh kenaikan volume. Harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) ADMR pada semester pertama ini turun 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Beban pokok pendapatan ADMR naik 41,83% menjadi USD210,25 juta atau Rp3,22 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD148,23 juta. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan volume produksi dan penjualan. 

Kemudian, royalti yang dibayarkan kepada pemerintah naik 11% menjadi USD81,6 juta, biaya penambangan naik 77% menjadi USD45,7 juta, biaya pemrosesan batu bara naik 69% menjadi USD30,9 juta, dan biaya pengiriman dan penanganan naik 56% menjadi USD53,7 juta.

Selain itu, biaya bahan bakar per liter naik 14% secara tahunan dan biaya kas batu bara per ton pada semester pertama naik 8% dari periode yang sama tahun lalu. Ditambah beban usaha semester pertama naik 156% menjadi USD36 juta karena kenaikan signifikan pada cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah. 

Adapun, biaya penjualan dan pemasaran ADMR naik 57% menjadi USD5,3 juta, seiring kenaikan volume penjualan, juga biaya karyawan naik lebih dua kali lipat menjadi USD4,5 juta dikarenakan perusahaan sedang menambah tenaga kerja seiring pertumbuhan dan ekspansi bisnis.

Meski laba susut, omzet ADMR naik 6,41% menjadi USD463,60 juta atau Rp7,10 triliun, dari sebelumnya sebesar USD435,65 juta. Adapun, kenaikan tersebut ditopang oleh kenaikan pada volume penjualan sebesar 42% yang diimbangi dengan penurunan harga jual rata-rata sebesar 25%.

“Produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi terus diminati oleh produsen baja di pasar-pasar utama seperti Jepang, Cina, India dan Korea Selatan,” kata Direktur Utama ADMR, Christian Ariano Rachmat dalam keterangan resminya, Senin (21/8/2023).

Volume produksi ADMR pada semester pertama naik 66% menjadi 2,54 juta ton, sesuai target tahun 2023 yang ditetapkan lebih tinggi dan dukungan ketersediaan alat berat dan kinerja kontraktor yang solid. Di samping itu, ADMR mencatat pengupasan lapisan penutup 7,55 juta bcm, atau naik 116% dari semester pertama tahun lalu, sehingga nisbah kupas tercatat 2,97x untuk semester pertama tahun ini.

“Kami terus mengembangkan pasar bagi batu bara metalurgi Indonesia, dan tanggapan dari para pelanggan membuat kami yakin akan prospek pertumbuhan,” ujar Christian.

Lebih lanjut, Christian optimistis perseroan dapat mencapai target yang sudah ditentukan pada akhir tahun ini. Ia mengatakan, perseroan kini berada pada posisi yang mendukung inisiatif hilirisasi Indonesia melalui smelter aluminium, di mana ADMR telah mendapatkan pemenuhan keuangan dalam kuartal ini.

“Kami menyambut peluang menumbuhkan bisnis pengolahan mineral secara berkelanjutan dengan penuh semangat, dan tetap berfokus pada eksekusi proyek-proyek strategis secara bertanggung jawab,” pungkas Christian.

(FRI) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement