Adapun laba kotor AVIA mencapai Rp2,4 triliun, lebih tinggi dari tahun lalu, dengan laba sebelum pajak mencapai Rp1,45 triliun.
Andreas menuturkan pencapaian ini didukung fasilitas research, development, and innovation (RDI) perusahaan yang menghadirkan empat produk baru selama periode kuartal ketiga tahun ini.
Diketahui AVIA memacu sejumlah segmen cat tembok kelas premium mencakup No Drop & Batu Alam untuk segmen pelapis anti bocor, Avian Non-Sag Epoxy Hemat untuk segmen lem/adhesive, dan GM 385 Perekat Bata Ringan untuk segmen semen instan.
“Inovasi produk ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan AVIA yang ditujukan untuk mencapai pertumbuhan usaha dalam jangka panjang,” tuturnya.
Strategi ini juga disertai dengan ekspansi pusat distribusi untuk memaksimalkan penetrasi produk di pasar nasional.