Di samping itu, beban penjualan dan beban umum dan administrasi juga naik 8 persen menjadi Rp58 miliar. Kenaikan terlihat pada hampir seluruh komponen mulai dari biaya outsourcing pekerja hingga gaji meski beban untuk jasa profesional turun cukup signifikan.
Kenaikan aneka beban tersebut membuat laba usaha BLES tersisa Rp5,6 miliar, turun 84 persen dari kuartal I-2024 sebesar Rp35,7 miliar. Beban keuangan dan pajak turut menambah potongan hingga membuat laba tahun berjalan tersisa Rp1,08 miliar.
Andrew menambahkan, tekanan pada kinerja BLES juga akibat dari pengaruh eksternal terkait dengan Ramadan, libur panjang Hari Raya Lebaran, dan larangan truk di jalan.
Manajemen meyakini kinerja perseroan akan meningkat pada kuartal-kuartal berikutnya. Andrew mengatakan, pertengahan tahun ini, pabrik 5 Banjarnegara mulai beroperasi sehingga total kapasitas terpasang menyentuh 5,6 juta meter persegi per tahun.
Dengan adanya penambahan kapasitas dari pabrik baru ini plus peningkatan utilisasi pabrik 1 di Mojokerto dan pabrik 2 di Lamongan, perseroan yakin bakal mencapai pertumbuhan kinerja dua digit pada 2025.
(Rahmat Fiansyah)