sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba Madusari Murni (MOLI) Anjlok Hampir 100 Persen di Kuartal III 2022

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
20/11/2022 09:30 WIB
PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mencatat laba bersih Rp595,80 juta hingga kuartal III 2022, turun 97,78% secara year on year.
Laba Madusari Murni (MOLI) Anjlok Hampir 100 Persen di Kuartal III 2022. (Foto: Ilustrasi/MNC Media)
Laba Madusari Murni (MOLI) Anjlok Hampir 100 Persen di Kuartal III 2022. (Foto: Ilustrasi/MNC Media)

IDXChannel - PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mencatat kinerja yang menurun. Perseroan hanya mampu mengantongi laba bersih Rp595,80 juta hingga kuartal III 2022, turun 97,78% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp29,95 miliar.

Penurunan laba bersih juga sejalan dengan susutnya pendapatan perseroan hingga September 2022, di mana perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,14 triliun, turun 3,99% dari Rp1,19 triliun.

Berdasarkan produknya, pendapatan etanol mendominasi dengan berkontribusi sebesar Rp1,04 triliun, kemudian pendapatan karbon dioksida tercatat sebesar Rp47,85 miliar, pupuk sebesar Rp36,55 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar Rp20,79 miliar.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan MOLI turun menjadi Rp902,39 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp921,30 miliar, beban penjualan dan distribusi sebesar Rp127,24 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar Rp82,25 miliar.

Hingga akhir September 2022, total nilai aset MOLI sebesar Rp2,22 triliun, turun 2,25% dari akhir Desember 2021 yang sebesar Rp2,27 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp728,50 miliar dan ekuitas sebesar Rp1,49 triliun.

MOLI menargetkan peningkatan kinerja hingga akhir tahun 2022. Untuk mencapai target tersebut, perseroan memperluas jangkauan ke pasar Asia. Perseroan sudah melakukan penetrasi di beberapa negara, seperti Thailand dan Vietnam. Selain itu, MOLI juga akan memfokuskan ke beberapa negara-negara ASEAN dan Asia.

Manajemen perseroan menjelaskan bahwa, permintaan pasar masih tetap tingggi semenjak awal pandemi. Meningkatnya kesadaran gaya hidup yang lebih higienis juga mendorong konsumsi hand sanitizer, desinfektan dan antiseptik.

Selain itu, relaksasi pembatasan mobilitas masyarakat tahun yang mulai diberlakukan juga mendorong pemulihan di pasar utama lainnya, seperti kosmetik.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement