Lemahnya permintaan seluler selama perlambatan ekonomi global telah menyebabkan pendapatan Arm stagnan. Penjualan keseluruhan mencapai USD2,68 miliar dalam 12 bulan hingga akhir Maret, dibandingkan dengan USD2,7 miliar pada periode sebelumnya.
Arm mengatakan kepada calon investor di New York pada hari Kamis bahwa pasar komputasi awan, yang pangsa pasarnya hanya 10% dan oleh karena itu lebih banyak ruang untuk berkembang, diperkirakan akan tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 17% hingga tahun 2025, sebagian berkat kemajuan dalam bidang teknologi dan kecerdasan buatan.
Pasar otomotif, yang menguasai 41% pasar, diperkirakan akan tumbuh sebesar 16%, dibandingkan dengan pertumbuhan yang diharapkan hanya sebesar 6% untuk pasar seluler.
Arm juga mengatakan kepada investor bahwa biaya royaltinya, yang menyumbang sebagian besar pendapatannya, telah terakumulasi sejak perusahaan mulai mengumpulkannya pada awal tahun 1990an. Pendapatan royalti mencapai USD1,68 miliar pada tahun fiskal terakhir, naik dari USD1,56 miliar pada tahun sebelumnya.
Salah satu bidang yang menjadi perhatian investor yaitu paparan Arm terhadap China, mengingat ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat yang menyebabkan perlombaan untuk mendapatkan pasokan chip. Penjualan di Tiongkok menyumbang 24,5% dari pendapatan Arm senilai USD2,68 miliar pada tahun fiskal 2023.
(FRI)