Strategi Investasi Bird in Hand, Bedanya dengan Investasi Kejar Capital Gain
Teori bird in hand mengemukakan bahwa berinvestasi dengan mengutamakan capital gain sejatinya sepenuhnya bergantung pada prediksi. Seorang investor bisa saja menganalisis saham secara fundamental dan teknikal, tetapi performa saham tetap bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar kendali investor.
Dalam hal ini, investasi capital gain merepresentasikan ‘dua burung di balik semak-semak’, yang berarti keberadaannya memang ‘ada’ tetapi tidak 100 persen pasti dan jelas.
Keuntungannya memang terprediksi, bahkan bisa saja berkali-kali lipat lebih besar dari prediksi, tetapi belum bisa dibuktikan 100 persen. Sehingga, peluang untung dan rugi sama-sama besar, alias 50:50.
Sebaliknya, investasi dengan mengutamakan keuntungan dividen dinilai lebih jelas, karena dividen tunai adalah bukti konkret bahwa investasi menguntungkan. Namun teori bird in hand juga memiliki kekurangannya sendiri.
Investor legendaris Warren Buffett pernah berpendapat bahwa berinvestasi dengan memilih kenyamanan jarang atau kurang mampu membawa keuntungan besar dalam jangka panjang.