Dengan gross-margin yang besar, perusahaan mampu mengamankan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 18,4 persen.
Vivek menuturkan, ini berlangsung seiring biaya royalti merek yang lebih rendah.
“Kami mendapatkan penyesuaian (adjustment) royalti yang lebih rendah pada kuartal pertama, dan ini kami manfaatkan untuk investasi kembali ke dalam brand-brand kami,” ujarnya.
Di sisi lain, manajemen mengakui, ada kenaikan biaya advertising alias iklan terhadap produk-produk perusahaan. Langkah ini diambil demi memulihkan pangsa pasar yang sempat tergerus beberapa kuartal terakhir.
Sebagaimana diketahui, laba bersih UNVR tumbuh 3,1 persen yoy mencapai Rp1,4 triliun per kuartal I-2024. Ini membuat laba per saham dasar UNVR tumbuh menjadi Rp38 per saham, dari semula Rp37 per saham.
(FAY)