Secara individual, beberapa emiten perbankan besar masih mencatatkan kinerja negatif. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 13,94 persen, sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masing-masing turun 2,76 persen dan 2,97 persen sepanjang tahun berjalan.
Meski demikian, BBCA tetap menjadi saham dengan kapitalisasi pasar disesuaikan free float terbesar di antara komponen Big Cap, mencapai USD28,88 miliar per November 2025, mengutip riset Samuel Sekuritas yang terbit pada 5 Desember 2025.
Di luar perbankan, sejumlah saham non-keuangan menunjukkan kinerja kuat. Raksasa telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menguat 39,32 persen, diikuti PT Astra International Tbk (ASII) naik 46,28 persen. Kedua saham ini memiliki free float masing-masing 50 persen, dengan kapitalisasi pasar disesuaikan free float di atas USD7 miliar.
Sektor energi dan sumber daya, yang berada di bawah kendali konglomerat Prajogo Pangestu, Grup Sinarmas hingga Bakrie, mencatatkan lonjakan luar biasa. (Lihat tabel di bawah ini.)


Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melonjak 281,52 persen, sementara PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) naik 187,30 persen. Saham seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) (+226,59 persen) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) (+109,53 persen) juga mencatatkan kinerja positif signifikan sepanjang 2025.