IDXChannel - Data Relative Rotation Graph (RRG) sepekan terakhir menunjukkan pergerakan beragam di tiap sektor.
Sektor barang baku, transportasi, infrastruktur, kesehatan, dan energi berada di kuadran Leading, menandakan kinerjanya relatif kuat dibanding indeks acuan. Sektor teknologi mulai kehilangan momentum dengan masuk ke kuadran Weakening.
Sektor barang konsumsi siklikal (non-primer) dan perindustrian berada di kuadran Improving, artinya berpotensi menguat dalam waktu dekat. Kemudian, sektor barang konsumsi primer, properti dan real estat, dan keuangan masih tertahan di kuadran Lagging, menandakan performanya tertinggal dari sektor lain.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,06 persen dalam sepekan, ditutup di level 7.533,39 pada Jumat (9/8/2025).
Pasar selama sepekan diwarnai sentimen mulai dari tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, rilis data ekonomi Indonesia, hingga pengumuman indeks global MSCI yang membuat riuh saham-saham konglomerat.
Investor sempat optimistis terhadap peluang penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed), menyusul pencalonan ekonom bernada dovish, Stephen Miran, oleh Donald Trump untuk masuk jajaran dewan bank sentral AS.
Namun, kehati-hatian tetap muncul terkait kebijakan perdagangan yang telah mendorong tarif impor rata-rata AS ke level tertinggi dalam satu abad.
Pemerintahan Trump pada Kamis memberlakukan tarif terhadap puluhan negara, dengan kisaran 10 persen hingga 50 persen, serta menambahkan bea 40 persen untuk produk yang dinilai dialihkan secara ilegal guna menyembunyikan asalnya.
Saat ini, impor AS dari negara-negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara menghadapi tarif sekitar 19 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tingkat yang sempat diancam sebelumnya.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2025 berdasarkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5,12 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dari perkiraan konsensus ekonom yang memproyeksikan pertumbuhan 4,8 persen.
Jika dibandingkan dengan kuartal I-2025 atau secara q-to-q, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,04 persen. sekaligus melampaui perkiraan konsensus sebesar 3,7 persen.
Menyoal sentimen terpenting di bursa Tanah Air pekan ini, saham-saham milik sejumlah konglomerat Indonesia diperkirakan akan menarik aliran dana (inflow) hingga akhir Agustus usai resmi diumumkan masuk ke dalam daftar indeks MSCI pada periode ini.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, potensi dana asing yang masuk ke pasar Indonesia masih cukup besar dalam waktu dekat.
“Ada perkiraan inflow yang cukup besar hingga di akhir Agustus nanti menyusul masuknya beberapa konstituen Indonesia ke MSCI,” ujar Michael kepada IDXChannel, Jumat (8/8/2025). (Aldo Fernando)