sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Minat Investor Berinvestasi di Perusahaan Digital Tinggi, Valuasi IPO GoTo Diprediksi Tembus USD40 M

Market news editor Kunthi Fahmar Sandy
10/11/2021 14:48 WIB
Ketika GoTo hendak melakukan IPO, valuasi induk dari Gojek dan Tokopedia ini akan terus mengalami kenaikan.
Minat Investor Berinvestasi di Perusahaan Digital Tinggi, Valuasi IPO GoTo Diprediksi Tembus USD40 Miliar (FOTO:MNC Media)
Minat Investor Berinvestasi di Perusahaan Digital Tinggi, Valuasi IPO GoTo Diprediksi Tembus USD40 Miliar (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Ekonomi digital di Indonesia selalu menjadi magnet bagi investor yang ingin menanamkan uangnya di perusahaan digital Indonesia.

Salah satu perusahaan digital yang menjadi 'incaran' investor asing adalah holding perusahaan Gojek dan Tokopedia yaitu GoTo. Beberapa waktu yang lalu Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) baru menyuntikkan dana senilai USD400 juta atau lebih dari Rp 5,6 triliun lewat penggalangan dana pra-IPO.

Masuknya investor sebelum IPO ini berdampak positif terhadap valuasi GoTo. Bahkan GoTo dikabarkan membidik dana investasi USD 1,5 miliar sampai USD 2 miliar atau sekitar Rp 21,19 triliun sampai Rp 28,26 triliun.

Dengan banyaknya dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF) masuk ke GoTo, membuat valuasi dari Gojek dan Tokopedia mengalami kenaikan. Berdasarkan CB Insight valuasi GoTo di akhir tahun lalu USD 18 miliar. Menjelang IPO dan masuknya investor dari Dubai, valuasi GoTo berdasarkan data Reuters sudah mencapai USD 32 miliar.

Menurut Kartika Sutandi, Co Founder Jarvis Asset Management, ketika GoTo hendak melakukan IPO, valuasi induk dari Gojek dan Tokopedia ini akan terus mengalami kenaikan.

Bahkan dia memperkirakan ketika GoTo melakukan IPO, valuasi decacorn tersebut akan mencapai USD35 miliar. Bahkan ketika sinergi antara Gojek dan Tokopedia ini bisa terbentuk dan GoFinance sudah mulai dijalankan, Kartika optimis valuasi GoTo bisa mencapai USD40 miliar.

Apa lagi di  di akhir tahun lalu, PT Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay, yang terafiliasi dengan Gojek, telah resmi menjadi pemegang saham baru di Bank Jago dengan kepemilikan sebesar 22,16%. Diperkirakan total dana yang dikeluarkan dalam aksi korporasi ini mencapai Rp 2,77 triliun.

"Investor yang masuk ke Gojek dan Tokopedia beberapa waktu yang lalu untung besar. Salah satunya adalah Telkomsel yang akhir tahun lalu masuk ke Gojek. Jika kita asumsikan Telkomsel masuk di valuasi GoTo USD 18 miliar, maka yield mereka 44%. Itu dalam curency dollar ya. tidak ada investasi yang bisa memberikan yield sebesar itu. Sehingga tepat bagi Telkomsel masuk di Gojek sebelum IPO GoTo,"ungkap Kartika, Rabu (10/11/2021).

Jika investasi Telkomsel USD 450 juta atau setara dengan Rp 6.5 triliun, maka dalam perhitungan Kartika, ketika GoTo IPO maka investasi yang ditanamkan di PT Karya Anak Bangsa saat ini sudah tumbuh menjadi Rp. 2,8 triliun. Jumlah ini jauh lebih besar dari bisnis konektifitas yang selama ini dibangun oleh Telkom maupun Telkomsel.

"Jika dibandingkan laba Telkom tahun 2020 Rp 29,6 triliun, maka keuntungan bersih investasi Telkomsel di Gojek setara dengan 21,3% dari keuntungan Telkom. Memang investasi di perusahaan digital akan tumbuh lebih besar dari perusahaan konvensional,"ungkap Kartika.

Jika Telkomsel mendapatkan keuntungan, maka ujung-ujungnya pemegang saham Telkom yang akan diuntungkan. Termasuk Negara yang memiliki saham Telkom. Menurut Kartika saat ini harga saham Telkom belum merefleksikan investasinya di Gojek. Jika sudah merefleksikan investasinya di Gojek, maka harga saham Telkom bisa 30% dari harga yang saat ini.

"Saya optimis harga saham Telkom setelah GoTo IPO kelak akan 30% dari harga sekarang. Harga saham Telkom akan terus tumbuh ketika Telkom dan Telkomsel terus investasi di perusahaan digital. Saat ini seluruh perusahaan multi nasional termasuk perusahaan telekomunikasi global berinvestasi di perusahaan digital," papar Kartika.




(SANDY)

Advertisement
Advertisement