Perubahan regulasi tidak menguntungkan, seperti larangan ekspor ingot seperti baru-baru ini juga berpotensi melemahkan arus kas, dan profil kredit, mengingat pasar ekspor akan tetap mendominasi pendapatan.
Perlu diketahui, tahun ini emiten di bawah naungan MIND ID ini menargetkan produksi bijih logam timah sebanyak 33.000 metrik ton (Mton). Adapun produksi bijih timah TINS pada enam bulan mencapai 9.901 Mton.
Sepanjang semester I ini, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp7,48 triliun atau naik 27% secara tahunan. Dari sisi bottom line, Timah mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun atau tumbuh 301% secara tahunan.
(FAY)