Beban pokok LUCY juga ikut membengkak menjadi Rp27,15 miliar, terutama akibat peningkatan biaya pembelian bahan hingga persediaan makanan-minuman.
Neraca perseroan di akhir 2022 mencatat kenaikan aset sebanyak 60,06% menjadi Rp85,75 miliar, berkat peningkatan sejumlah pos aset, termasuk piutang usaha, persediaan, aset tetap, hingga aset hak guna.
Di satu sisi jumlah kewajiban pembayaran (liabilitas) LUCY juga membengkak 157% menjadi total Rp38,3 miliar, karena sejumlah faktor, seperti kenaikan utang usaha beban akrual, dan lainnya.
Adapun modal bersih (ekuitas) LUCY juga tumbuh 22,52% menjadi total Rp47,36 miliar. Hingga akhir 2022, perseroan menggenggam kas dan setara kas sebanyak Rp16,07 miliar, lebih rendah dari posisi akhir 2021, yang sebagian besar berasal dari perolehan aset tetap.
(DES)