Upaya menekan beban bunga dilakukan lewat inisiatif perusahaan yang cukup intensif dalam melakukan pengurangan utang.
"Posisi utang bersih perusahaan pada periode ini adalah Rp507 miliar, (menurun) dibandingkan Rp688 miliar pada akhir 2022," tutur Lany.
Lany menjelaskan, pada periode ini harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan. Seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba/rugi perusahaan. Namun, Lany menegaskan bahwa nilai kerugian yang tercatat pada semester I-2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba/rugi.
"Perlu dipahami bahwa sebagai perusahaan investasi, Saratoga selalu melakukan penyesuaian nilai setiap portofolio secara mark to market," ungkap Lany.