sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasar Respons Positif Keputusan The Fed, Bursa Asia, Rupiah, dan Emas Berpesta

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
14/12/2023 11:36 WIB
Pelaku pasar merespons positif keputusan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga pada rapat terbaru, Rabu (13/12), waktu setempat.
Pasar Respons Positif Keputusan The Fed, Bursa Asia, Rupiah, dan Emas Berpesta. (Foto: Freepik)
Pasar Respons Positif Keputusan The Fed, Bursa Asia, Rupiah, dan Emas Berpesta. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Pelaku pasar merespons positif keputusan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga pada rapat terbaru, Rabu (13/12/2023), waktu setempat. Bursa saham Asia-Pasifik hingga mata uang rupiah menguat pada Kamis (14/12).

Bursa Asia

Per 11.17 WIB, Indeks Hang Seng Hong Kong melejit 1,11 persen, Shanghai Composite menguat 0,30 persen, Straits Times terangkat 0,88 persen, KOSPI Korea Selatan melonjak 1,08 persen, dan ASX 200 Australia melompat 1,54 persen.

Sementara, indeks Nikkei 225 Tokyo, Jepang, melemah 0,86 persen seiring investor menunggu keputusan suku bunga Bank of Japan (BOJ) pada pekan depan.

Dari dalam negeri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi 0,98 persen ke 7.144. (Lihat tabel di bawah ini.)

Secara lebih luas, indeks MSCI Asia Pasifik melonjak 1,7 persen.

Rupiah dan Mata Uang Asia

Sementara, per pukul 10.12 WIB, rupiah menguat 1,12 persen ke level Rp15.479 per USD, membalik pelemahan sejak 5 Desember lalu.

Selain rupiah, mata uang Asia lainnya juga menguat terhadap greenback.

Baht Thailand menguat 0,52 persen, ringgit Malaysia naik 0,94 persen, won Korea Selatan menguat 0,44 persen, hingga rupee India terangkat tipis 0,05 persen.

Indeks dolar AS (DXY) sendiri ambles 0,31 persen ke 102,55.

Brad Bechtel, kepala valuta asing global di Jefferies di New York berpendapat, mata uang negara-negara berkembang (EM) di Asia “akan terus diperdagangkan dengan kuat. Namun kita akan melihat apakah bank sentral akan mendukung dolar di sana untuk mengurangi volatilitas,” katanya dikutip dari Bloomberg News, Kamis (14/12).

Bechtel menambahkan, won Korea, dolar Taiwan akan “mengalami reli paling besar” sementara rupee India, peso Filipina, dan yuan Tiongkok secara umum akan lebih mendapat dukungan, katanya.

Mirip dengan Becthel, Brendan McKenna, ahli strategi pasar berkembang di Wells Fargo di New York menjelaskan, sebagian besar negara-negara berkembang di Asia memiliki kinerja yang baik.

“Namun, menurut saya mata uang yang memiliki kinerja lebih baik adalah peso Filipina, won Korea, dan rupiah Indonesia. Mata uang yang diasosiasikan dengan perekonomian yang terintegrasi ke dalam perekonomian global dan yang suku bunganya kemungkinan besar tidak akan turun dalam waktu dekat,” pungkas McKenna, dilansir dari Bloomberg News.

Emas

Per 10.35 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,31 persen secara harian ke USD2.032,57 per troy ons. Kemarin, emas melejit 2,37 persen secara harian.

Secara akumulatif, harga logam kuning sudah melompat 2,68 persen selama dua hari terakhir.

Sementara, indeks dolar (DXY) melemah 0,35 persen ke 102,51. Pada Rabu, DXY ambles 0,88 persen.

Dihargai dalam dolar, emas biasanya naik seiring pelemahan dolar AS lantaran pelemahan mata uang Negeri Paman Sam tersebut cenderung membuatnya lebih murah dibandingkan mata uang lainnya.

Di harga USD2.031,57 per troy ons saat ini, emas masih di bawah rekor tertinggi USD2.135,40 yang dicapai di awal Desember lalu.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement