Selain itu, pemulihan marjin yang kuat dari penurunan harga komoditas dan kenaikan harga yang masif pada 2022 serta depresiasi rupiah pada semester I-2023 bisa menjadi katalis positif bagi emiten ini.
Terakhir, RHB Sekuritas memilih saham emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan emiten otomotif PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) sebagai saham unggulan di sektor defensif.
Menurut sekuritas ini, INTP berhasil mendapatkan pasokan batu bara dengan harga Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 25 persen dari konsumsi 2023 yang menguntungkan bagi perusahaan ini.
Selain itu, perjanjian dengan Semen Bosowa Maros (SBM) diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar emiten ini hingga 2 persen terutama di Indonesia Timur.
Sementara, AUTO juga menjadi pilihan RHB Sekuritas karena pendapatan bersih pada 2022 yang melampaui ekspektasi, yakni sebesar 1,3 triliun atau melonjak Rp1,3 triliun ditopang penjualan yang lebih tinggi.
“AUTO siap menggunakan kemampuan teknologinya untuk mengembangkan suku cadang EV, yang tentunya akan menambah pendapatan perusahaan,” tulis riset tersebut.
Kinerja Saham Sepanjang 2023
Kendati punya potensi cuan di tengah kondisi IHSG yang sedang seret dan situasi ekonomi global yang tidak kondusif, saham-saham di atas masih terkontraksi sepanjang 2023.
Data BEI pada lanjutan sesi II, Kamis (16/3) menyebutkan, saham INCO terkoreksi paling dalam, yakni dengan penurunan mencapai 15,49 persen sepanjang 2023.
Sementara, saham BBRI dan BBNI juga merosot masing-masing sebesar 4,86 persen dan 2,98 persen. secara YTD. Sedangkan, saham INTP juga memerah hingga minus 2,53 persen sepanjang 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)
Meski saham kategori ini sebagian besar memerah, saham MYOR dan AUTO justru masih menghijau secara YTD.
Menurut data BEI pada periode yang sama, saham MYOR menguat sebesar 5,60 persen sepanjang 2023. Sementara, saham AUTO terkerek 16,10 persen secara YTD.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor