IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa pemulihan ekonomi dunia yang masih sangat dini dan rapuh usai terpukul pandemi yang juga belum berakhir kini dihadapkan pada risiko dan tantangan dari konflik perang RUsia-Ukraina.
Risiko dan tantangan tersebut semakin besar dan kompleks karena hingga saat ini perang terus berlangsung, dan bahkan berpotensi dapat menekan pertumbuhan ekonomi global hingga kembali terkoreksi.
"Perang dan ketegangan geopolitik di Ukraina masih menyebabkan kerusakan rantai global di bidang energi, pangan, dan komoditas strategis. Hal ini menimbulkan lonjakan harga komoditas secara global dan tekanan inflasi yang sangat tinggi di berbagai negara maju dan berkembang," ujar Sri dalam konferensi pers THR dan Gaji Ke-13 di Jakarta, Sabtu(16/4/2022).
Respon kebijakan moneter di negara maju juga berpotensi menimbulkan dampak-dampak yang sangat besar pada perekonomian global. Dunia dihadapkan pada risiko baru yang sangat tinggi. hal ini tercermin dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang direvisi ke bawah secara cukup tajam. OECD merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2022 dari 4,5 persen menjadi hanya 3,5 persen. World Bank juga merevisi turun pertumbuhan ekonomi dunia dari 4,4 persen ke 3,5 persen.
"IMF bulan Januari 2022 lalu juga telah merevisi turun proyeksi pertumbuhan dunia dari 4,9 persen menjadi 4,4 persen, dan diprediksikan akan merevisi kebawah lagi setelah terjadinya perang di Ukraina," ungkap Sri.
Dia mengatakan, Indonesia terus menjaga kondisi masyarakat dan perekonomian melalui berbagai kebijakan. "Terutama menggunakan instrumen APBN yang terus bekerja sangat keras mengelola berbagai shock atau pukulan yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan kepada perekonomian," pungkas Sri. (TSA)