Beban bunga tersebut berasal dari kenaikan utang bank yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian perseroan, demikian menurut keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/7).
Bisnis pusat data atau data center masih menjadi penopang pendapatan EDGE mencapai Rp226,3 miliar, disusul layanan cloud lebih dari Rp132 miliar. Sementara jasa konektivitas menyumbang Rp130,1 miliar.
Meski laba turun tajam, total aset EDGE tetap tumbuh 11 persen ytd menjadi Rp3,90 triliun. Ekuitas juga meningkat 3,2 persen menjadi Rp1,76 triliun dibandingkan posisi akhir 2024.
Total liabilitas EDGE per 30 Juni 2025 meningkat 18,4 persen year-to-date (ytd) menjadi Rp2,14 triliun, dari Rp1,80 triliun pada akhir Desember 2024. Kenaikan ini utamanya berasal dari peningkatan utang bank jangka panjang yang tumbuh dari Rp1,12 triliun menjadi Rp1,39 triliun.
Dari sisi arus kas, aktivitas operasi EDGE masih positif dengan perolehan kas bersih sebesar Rp223,36 miliar, sedikit naik dibanding Rp215,24 miliar pada semester I-2024. Namun, arus kas untuk investasi tercatat negatif Rp499,31 miliar, yang terutama digunakan untuk penambahan aset tetap.
(DESI ANGRIANI)