Sejalan dengan transformasi berkelanjutan, WSBP menatap semester kedua 2025 dengan optimisme. Hingga akhir Juni 2025, Perseroan berhasil mencatat Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp474 miliar sehingga Nilai Kontrak Dikelola (NKD) mencapai sekitar Rp1,76 triliun yang akan menjadi sumber Pendapatan Usaha hingga akhir tahun.
Beberapa proyek strategis yang berhasil diraih menjadi fondasi pertumbuhan bisnis ke depan. Antara lain, proyek Jalan Tol Palembang-Betung, pembangunan Tzu Chi School, Proyek LRT Jakarta Fase 1B: Velodrome-Manggarai, Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan Proyek Kantor Gubernur Papua Selatan.
"Proyek-proyek baru ini menjadi motor penggerak bagi WSBP untuk mencetak kinerja yang lebih baik pada semester kedua tahun ini. Kami melihat potensi peningkatan permintaan produk Beton Precast maupun Beton Readymix seiring percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Kepercayaan yang diberikan pemilik proyek kepada WSBP menjadi bukti kapasitas, kualitas, dan reputasi kami di industri ini," ujar Fandy.
Dari sisi restrukturisasi keuangan, WSBP terus mencatat kemajuan. Hingga Maret 2025, pembayaran CFADS ke-V telah direalisasikan sebesar Rp107,68 miliar, sehingga total yang telah dibayarkan mencapai Rp429,40 miliar.
Pembayaran selanjutnya dijadwalkan pada September 2025. Selain itu, konversi saham menjadi ekuitas melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) juga berjalan sesuai rencana. Pada Juli 2025, konversi tahap V senilai Rp47,96 miliar telah dilakukan, menjadikan total konversi saham mencapai Rp1,55 triliun atau sekitar 90 persen dari total target konversi.
"Keberhasilan dalam proses homologasi dan restrukturisasi menjadi langkah krusial untuk memperkuat struktur keuangan WSBP. Kami percaya dengan pondasi yang semakin solid, ditambah proyek-proyek strategis yang sudah kami raih, WSBP akan mampu meraih kinerja yang lebih baik dan berkelanjutan di semester kedua 2025," kata Fandy.
WSBP tidak hanya berfokus pada pertumbuhan proyek secara kuantitas, tetapi juga secara kualitas.
Perseroan berkomitmen menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), mengedepankan manajemen risiko yang terukur, dan secara selektif memilih proyek dengan skema pendanaan yang sehat.
Dalam jangka panjang, WSBP menempatkan keberlanjutan sebagai elemen strategis pertumbuhan. Melalui pengembangan produk dan proses yang ramah lingkungan, efisiensi energi di Unit Operasional, serta keterlibatan dalam proyek-proyek yang berkontribusi pada pembangunan hijau, WSBP menunjukkan keseriusannya dalam membangun bisnis yang mendukung transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
(NIA DEVIYANA)