Beban pokok SRSN ikut membengkak 7,02% yoy menjadi Rp792,04 miliar, yang sebagian besar datang dari biaya persediaan bahan baku hingga produksi. Ini diikuti dengan peningkatan beban usaha, terutama dari sisi ongkos ekspor dan pengangkutan.
Neraca SRSN menunjukkan jumlah aset meningkat 1,91% yoy menjadi Rp876,60 miliar. Utang (liabilitas) melandai 13,37% yoy sebanyak Rp218,25 miliar, sedangkan modal (ekuitas) tumbuh 8,24% yoy senilai Rp658,34 miliar.
Hingga akhir tahun lalu, SRSN memegang kas dan setara kas mencapai Rp14,5 miliar, turun hampir Rp11 miliar dari tahun 2021, akibat penurunan penerimaan kas, dan kenaikan pembayaran kepada pemasok. (NIA)