IDXChannel - Investment Specialist Schroders, Rizky Hidayat memberikan penjelasan terkait terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama enam hari beruntun sejak awal Desember 2022. Dalam sepekan perdagangan terakhir, IHSG tercatat turun 4,09%. Pada penutupan perdagangan Kamis (8/12/2022), IHSG melemah 0,21% atau 14,52 poin ke level 6.804.
Sejumlah faktor melemahnya IHSG dalam sepekan terakhir terjadi karena aksi profit taking yang dilakukan oleh investor asing. Hal itu dikarenakan pasar saham Indonesia dinilai memiliki performa paling baik jika dibandingkan dengan pasar saham negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
“Sehingga mendekati akhir tahun, ketika investor asing perlu melakukan profit taking, maka mereka harus lakukan dari pasar Indonesia,” kata Rizky dalam Market Buzz IDX Channel, Jumat (9/12/2022).
Selanjutnya, yang juga menjadi sentimen turunnya IHSG yakni datang dari sektor teknologi yang terdampak oleh kenaikan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia. Peningkatan suku bunga yang agresif disebut berdampak negatif pada emiten-emiten sektor teknologi, yang juga berpengaruh pada tertekannya harga saham.
“Dan ada juga saham teknologi yang besar yang locked up period investor lamanya sudah berakhir di 1 Desember yang lalu, sehingga terjadi selling flow yang cukup besar dan ini menekan harga sahamnya, dan berdampak pada performa indeks secara keseluruhan,” ungkapnya.
Namun demikian, Rizky menilai bahwa secara fundamental dan valuasi, pasar saham dalam negeri masih cukup solid dan sangat menarik di mata investor asing. Menurutnya, pelemahan IHSG saat ini hanya bersifat temporal dan akan kembali menunjukkan kinerja terbaiknya di tahun 2023.
(SLF)