Wahyudi Aulia Siregar
IDXChannel - Perang yang berkepanjangan di Ukraina akibat dari invasi Rusia membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi di awal pekan. Indeks melemah hingga 0.86% dan bergerak turun ke level 6.869,06.
Kinerja IHSG memburuk seiring dengan pelemahan mayoritas bursa di Asia. Pelemahan ini masih dipicu oleh kekuatiran dari memburuknya perang Rusia-Ukraina. Pelaku pasar terus mengkuatirkan dampak buruk yang bisa dirasakan ekonomi global dari perang tersebut.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, sejauh ini dampak ekonomi yang telah dirasakan adalah kenaikan harga minyak mentah dunia yang telah menyentuh 122 dolar per barel. Kenaikan harga energi tersebut menjadi ancaman inflasi yang menakutkan yang bisa berujung pada resesi.
"Pelaku ekonomi saat ini sangat mengkuatirkan kemungkinan buruk lain yang bisa saja terjadi pada perekonomian global akibat perang yang berkelanjutan," sebut Gunawan, Senin (7/3/2022).
Senada dengan IHSG, sambung Gunawan, kinerja mata uang Rupiah juga mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Melemah sejak dibuka, Rupiah pada perdagangan sore ini di kisaran level 14.415 per Dolar AS.
"Secara keseluruhan kinerja pasar keuangan di awal pekan dalam tekanan hebat. Meski demikian pasar keuangan domestik masih bernasib lebih baik dari kebanyakan bursa maupun mata uang di negara asia lainnya," pungkasnya.
Sementara itu, harga emas dunia sempat tembus USD2.000 per ons troynya. Saat ini harga emas bertahan di kisaran USD1.999 per ons troy. Kalau dirupiahkan harga emas murni dijual di kisaran Rp930 ribu per gramnya. Ini adalah harga emas saat konsumen menjual emas ke butik atau toko.
"Tetapi kalau membeli di butik atau toko emas, harga emas sudah diatas Rp 1 juta per gramnya. Dan secara teknikal harga emas masih akan kesulitan untuk melewati USD2.000 per ons troy. Butuh sentimen baru yang bisa mendongkrak harga melewati angka psikologis tersebut. Tetapi bukan tidak mungkin harga emas nantinya menembus level tersebut mengingat kondisi ekonomi yang terguncang akibat perang belakangan ini," pungjas Gunawan. (TYO)
