sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perjalanan IHSG saat Panik Covid-19, Sentuh Titik Terendah hingga Berhasil Bangkit

Market news editor Fiki Ariyanti
05/08/2023 08:01 WIB
Bulan Maret 2020 bisa dibilang situasi kelam perjalanan IHSG selama masa pandemi karena IHSG menyentuh titik terendahnya. Tapi kini, indeks kembali bangkit.
Perjalanan IHSG saat Panik Covid-19, Sentuh Titik Terendah hingga Berhasil Bangkit (Foto MNC Media)
Perjalanan IHSG saat Panik Covid-19, Sentuh Titik Terendah hingga Berhasil Bangkit (Foto MNC Media)

IDXChannel - Masih melekat dalam ingatan bagaimana pandemi Covid-19 menggoyang ekonomi dunia. Pagebluk tersebut telah memantik rentetan krisis, mulai dari krisis kesehatan hingga merembet kepada krisis ekonomi, termasuk di sektor keuangan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kena ‘getahnya.’ Kala virus Covid-19 menerjang di periode Maret 2020, indeks bursa saham Tanah Air mengalami pukulan berat. IHSG rontok dari level 6.300 pada awal 2020 menjadi 3.937 pada 24 Maret 2020 dan menjadi titik terendah sepanjang 2020.

Bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah menghentikan perdagangan saham sementara (trading halt) akibat IHSG turun tajam lima persen.

Pembekuan sementara ini merupakan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memerintahkan BEI untuk melakukan penghentian perdagangan selama 30 menit apabila IHSG merosot lima persen atau lebih guna meredam kepanikan investor.

IHSG Perlahan Bangkit

Bulan Maret 2020 bisa dibilang situasi kelam perjalanan IHSG selama masa pandemi. Sebab, IHSG bergerak sangat volatil.

Pemerintah, BEI, dan OJK tidak tinggal diam dengan gejolak perekonomian dalam negeri. Seiring dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah menyediakan berbagai stimulus ekonomi. BEI pun melakukan penyesuaian berbagai regulasi.

Yaitu, perpanjangan batas waktu penyampaian laporan tahunan emiten dari tanggal 30 April menjadi tanggal 30 Juni, pelaksanaan RUPS Tahunan emiten yang seharusnya dilakukan paling lambat tanggal 30 Juni menjadi tanggal 31 Agustus.

Aturan lainnya, perubahan ambang batas auto rejection dan mekanisme pre-opening, relaksasi atas kewajiban penyampaian laporan kegiatan perusahaan efek, dan lainnya.  Sehubungan dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), BEI juga memudahkan Anggota Bursa untuk menerapkan work from home (WFH) dengan menggunakan internet dan cloud.

Di samping itu, BEI memberikan dukungan penyediaan infrastruktur teknologi informasi kepada Anggota Bursa. Bursa memberikan potongan 50 persen atas pembayaran biaya pencatatan awal saham dan/atau biaya pencatatan saham tambahan.

Hasilnya, IHSG perlahan kembali bangkit meski masih diwarnai fluktuatif dengan pergerakan di level 4.000-an sampai 5.000-an hingga kuartal keempat 2020. Tepat pada Oktober, IHSG mulai rebound dan kembali ke area 6.000.

Berkat kebijakan regulator, investor saham mulai berbalik ke arah positif. Sentimen lainnya yang membuat IHSG kembali moncer, di antaranya pengesahan Undang-undang (UU) Cipta Kerja dan prospek vaksinasi untuk Covid-19.

RI Masih Jadi ‘Raja IPO’ di ASEAN saat Covid-19 Melanda

Di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap ganasnya Covid-19, minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal tidak surut. Hingga 30 Desember 2020, sebanyak 51 perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dan mencatatkan saham di BEI.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement