Adapun hutang bank jangka panjang TINS menyusut menjadi Rp2,2 triliun dari Rp3,8 triliun. Meski demikian, pendapatan TINS turun 27% dari Rp8,03 triliun menjadi Rp5,87 triliun.
Direksi meyakini bahwa kondisi pandemi di waktu sebelumnya memberi dampak operasional terhadap perusahaan. "Pandemi yang berkepanjangan membuat operasional TINS tidak berjalan normal, sehingga berdampak terhadap menurunnya performa produksi, baik itu produksi bijih timah maupun logam timah," terang Direksi.
(SANDY)