Di samping itu, beban usaha tak langsung juga naik 24 persen akibat lonjakan beban penjualan dan administrasi (+11 persen) dan beban bunga keuangan (+30 persen).
Alhasil, laba bersih perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu itu merosot 20 persen tersisa USD9,7 juta. Sementara laba per saham dasar berada di angka USD0,0097 per saham.
Dari sisi balance sheet, kas dan setara kas Petrosea naik 57 persen menjadi USD115 juta. Sementara ekuitas perseroan naik 6 persen menjadi USD249 juta.
Sementara itu, utang PTRO melesat 58 persen dari USD178 juta menjadi USD282 juta. Ini disebabkan kenaikan pada utang obligasi dan sukuk ijarah yang mencapai USD92,3 juta.
Kenaikan utang ini membuat rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio atau DER) Petrosea naik dari 75 persen menjadi 113 persen.