IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) meresmikan groundbreaking pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2, di Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (19/12/2023).
Proyek PLTP Lumut Balai Unit 2 tersebut diketahui memiliki kapasitas sebesar 55 MW, sehingga saat mulai beroperasi nanti bakal menambah kapasitas panas bumi yang dimiliki PGEO dari area tersebut menjadi 110 MW.
Langkah tersebut pun diapresiasi oleh Sang Induk Usaha, yaitu PT Pertamina (Persero). Dalam sambutannya saat hadir dalam prosesi groundbreaking, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menyebut bahwa penambahan kapasitas yang dilakukan PGEO kali ini merupakan milestone penting dalam mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia.
"Melalui groundbreaking ini, PGEO telah membuktikan keseriusannya dalam pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Kami yakin ke depan PGEO mampu mendorong tumbuhnya ekosistem hijau secara global maupun di Indonesia," ujar Nicke.
Tak hanya menyampaikan dukungan, Nicke juga meminta agar proyek pengerjaan Unit 3 dan Unit 4 di area tersebut sudah mulai dipersiapkan, sehingga bisa berjalan secara paralel.
"Jadi bila saat ini (pengerjaan proyek) Unit 2 ini progresnya 23 persen dan sampai akhir tahun menjadi 29 persen, Saya melihat untuk (pengerjaan) Unit 3 dan 4 ini juga bisa berjalan secara paralel. Dengan melihat potensi yang ada, ini bukan hal yang mustahil untuk dilakukan," tutur Nicke.
Langkah pengerjaan secara paralel tersebut, menurut Nicke, perlu dilakukan lantaran PGEO masih memiliki sedemikian banyak Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang belum dikembangkan.
Dengan mengerjakan PLTP Lumut Balai Unit 2, 3 dan 4 secara paralel, maka diharapkan proyek di area tersebut dapat rampung lebih cepat, sehingga perusahaan dapat segera beralih ke WKP lain yang belum tergarap.
Dengan demikian, Nicke berharap PGEO dapat lebih memaksimalkan bisnisnya ke depan, sekaligus juga mengoptimalkan perannya terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pasokan energi yang memadai.
"Dari satu unit saja, kita bisa memberikan ke 55 ribu rumah. Demikian juga dengan program-program CSR-nya. Belum lagi untuk lingkungan. Ada lebih dari 850 ribu ton CO2 yang berhasil diturunkan. Belum lagi adalah trickle down effect dari adanya pembangkit ini. Jadi ini sangat baik," ungkap Nicke.
Karenanya, Nicke berpesan agar manajemen PGEO terus bersemangat dan bekerja lebih optimal agar beragam target tersebut dapat terpenuhi sesuai harapan.
Nicke pun memastikan bahwa Pertamina sebagai induk usaha bakal memberikan dukungan penuh terhadap setiap upaya PGEO untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.
Langkah tersebut juga sekaligus menjadi sumbangsih Pertamina Group dalam memaksimalkan pemanfaatan energi panas bumi yang potensinya tersedia sangat besar di Indonesia.
"Jadi untuk Pak Julfi (Hadi, Direktur Utama PGEO), gas saja terus. Kita holding akan terus support. Karena geothermal potensinya masih sangat besar di Indonesia. Dan kita ingin menjadi yang terbesar di dunia. Kalau sekarang yang kita operasiokan masih kurang dari 10 persen, itu berarti upaya kita belum maksimal. Itu yang harus kita kerjakan ke depan," tegas Nicke. (TSA)